Beranda | Artikel
Seruan Tuhannya Manusia untuk Seluruh Manusia (Bag. 3)
Sabtu, 9 April 2022

Baca pembahasan sebelumnya Seruan Tuhannya Manusia untuk Seluruh Manusia (Bag. 3)

Seruan Ketiga: Memenuhi Hak Manusia dan Memperhatikan Hak Pasangan (Suami atau Istri)

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari satu jiwa, dan dari padanya Dia menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah kembangkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa’: 1)

Allah Ta’ala membuka surat ini dengan memerintahkan manusia untuk bertakwa kepada-Nya, memotivasi untuk beribadah kepada-Nya, memerintahkan menjaga silaturahim dan memotivasinya. Karena Allah Ta’ala yang telah menciptakan kita, memberi rezeki pada kita dan merawat kita dengan nikmat-nikmat-Nya yang agung. Dia telah menciptakan kita dari satu jiwa yaitu Adam ‘alaihissalam. Dia juga menciptakan dari jiwa tersebut pasangannya, yaitu Hawa. Kemudian, dari mereka berdua Allah sebarkan laki-laki dan perempuan yang sangat banyak ke seluruh ke seluruh penjuru dunia sehingga sempurnalah kenikmatan dan tercapailah kebahagiaan.

Di antara yang juga membuat kita mesti bertakwa pada Allah Ta’ala adalah karena kita senantiasa meminta dan mengagungkan-Nya. Bahkan, ketika kita inginkan sesuatu yang benar-benar kita butuhkan, kita menggunakan nama-Nya untuk meminta. Allah mengiringi perintah untuk bertakwa pada-Nya dengan perintah untuk menyambung silaturahim dan larangan memutus silaturrahim. Ini menegaskan pentingnya silaturrahim. Sebagaimana seseorang mesti menunaikan hak Allah, dia juga mesti menunaikan hak sesama makhluk khususnya para kerabat mereka.

Pada firman Allah “dan dari padanya Dia menciptakan isterinya” ada peringatan untuk memperhatikan dan menunaikan hak pasangan. Istri adalah makhluk yang tercipta dari suami, maka di antara mereka ada kedekatan dan hubungan yang sangat erat dan kuat.

Allahlah yang Mahamelihat hamba-hamba-Nya ketika mereka bergerak atau diam, ketika sepi atau beramai-ramai, dan dalam kondisi apapun. Dia mengawasi mereka. Karenanya seorang hamba mestilah merasa diawasi, merasa malu, dan bertakwa padaNya.

Baca Juga: Pengaruh Nama dan Sifat Allah bagi Insan Beriman (Bag. 1)

Seruan Keempat: Semua yang Dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Benar-Benar dari Sisi Allah

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَكُمُ الرَّسُولُ بِالْحَقِّ مِن رَّبِّكُمْ فَآمِنُوا خَيْرًا لَّكُمْ وَإِن تَكْفُرُوا فَإِنَّ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا

Wahai manusia, sesungguhnya telah datang Rasul (Muhammad) itu kepadamu dengan (membawa) kebenaran dari Tuhanmu, maka berimanlah kamu, itulah yang lebih baik bagimu. Dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikit pun) karena sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah. Dan Allah Mahamengetahui lagi Mahabijaksana.” (QS. An-Nisa’: 170)

Allah Ta’ala memerintahkan seluruh manusia agar beriman kepada hamba dan rasul-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang datang membawa kebenaran. Kedatangan beliau sebagai rasul adalah benar dan apa yang dibawa oleh beliau juga benar. Dengan hanya melihat pada risalahnya saja, sudah menjadi bukti nyata akan kebenaran nubuwah beliau.

Begitu pula dengan melihat syariat yang agung dan jalan yang lurus yang dibawa oleh beliau akan tampak kebenarannya. Di dalamnya ada berita gaib baik yang terjadi di masa lalu maupun yang akan datang. Ada juga berita tentang Allah Ta’ala dan hari kiamat. Semua ini tidak akan mungkin diketahui, kecuali dengan wahyu dan risalah. Ada juga perintah untuk mengerjakan segala macam kebaikan, bersikap adil dan ihsan, bersikap jujur, berbuat baik, menyambung silaturahim, dan berakhlak mulia. Ada pula larangan dari berbagai bentuk keburukan, kerusakan, penganiyaan, kezaliman, akhlak buruk, bohong, dan durhaka pada orang tua. Semuanya menunjukkan dengan jelas bahwa semua itu adalah dari sisi Allah Ta’ala.

Adapun bahaya ketika seseorang tak beriman pada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, dapat diketahui dari kebalikan manfaat ketika seseorang beriman pada beliau. Bahaya tersebut hanya akan kembali pada orang yang tidak beriman. Allah tidak terpengaruh dengan kekufuran mereka. Kemaksiatan hamba tidak akan membahayakan Allah Ta’ala karena milik-Nya segala apa yang ada di langit dan bumi. Semua adalah makhluk Allah dan kerajaan-Nya, di bawah pengaturan-Nya. Dia Mahamengetahui dan Mahabijaksana atas segala sesuatu. Dia Mahamengetahui siapa yang berhak mendapatkan hidayah atau kesesatan dan Mahabijaksana dalam menempatkan hidayah atau kesesatan sesuai tempatnya.

Baca Juga:

[Bersambung]

Penerjemah: Amrullah Akadhinta


Artikel asli: https://muslim.or.id/73784-seruan-tuhannya-manusia-untuk-seluruh-manusia-bag-3.html